Metode berpikir dangkal, berpikir mendalam dan berpikir cemerlang - Cerdas Buatan

Sunday, September 16, 2018

Metode berpikir dangkal, berpikir mendalam dan berpikir cemerlang




1). Berpikir dangkal merupakan pemikiran kebanyakan manusia. Berpikir mendalam terdapat pada para ulama intelektual). Sedangkan berpikir cemerlang merupakan pemikiran para pemimpin dan orang-orang yang berpikir cemerlang dari kalangan para ulama dan umumnya manusia.Berpikir dangkal adalah hanya memindahkan fakta ke dalam otak, tanpa membahas fakta lainnya, atau tanpa berusaha mengindera hal-hal yang berkaitan dengan fakta tersebut, kemudian mengaitkan penginderaan tersebut dengan informasi-informasi yang berkaitan dengannya. Juga tanpa ada usaha mencari informasi-informasi lain yang berkaitan dengan fakta. Kemudian setelah itu keluarlah keputusan yang dangkal terhadap fakta tersebut. Pemikiran seperti ini kerap terdapat pada berbagai kelompok manusia, orang-orang yang rendah taraf berpikirnya, serta orang-orang cerdas yang tidak terpelajar.



2). berpikir mendalam adalah mendalam dalam berpikir. Maksudnya mendalam dalam mengindera suatu fakta, dan mendalam dalam informasi yang berkaitan dengan penginderaan tersebut untuk memahami suatu fakta. Jadi berpikir mendalam tidak hanya sekedar mengindera sesuatu dan tidak cukup dengan hanya informasi awal untuk mengaitkannya dengan penginderaan, seperti halnya pada berpikir yang dangkal. Berpikir




mendalam dilakukan dengan mengulang penginderaan fakta dan berusaha menginderanya lebih banyak dari penginderaan sebelumnya, baik dengan jalan percobaan atau dengan mengulang penginderaan. Berpikir mendalam juga dilakukan dengan mengulang pencarian informasi-informasi lain di samping informasi-informasi awal yang telah ada. 




Berpikir mendalam juga dilakukan dengan mengulang pengaitan informasi dengan fakta secara lebih banyak dari yang telah dilakukan sebelumnya. Baik dengan cara mengamatinya dengan berulang-ulang atau dengan mengulangi kembali pengaitan tersebut. Dengan demikian, dari tipe penginderaan, pengaitan dan informasi yang seperti ini, akan dihasilkan pemikiran-pemikiran yang mendalam baik merupakan kebenaran maupun bukan kebenaran. Dan dengan mengulang-ulang dan membiasakannya maka akan terwujudlah proses berpikir secara mendalam. Berpikir mendalam adalah berpikir yang tidak cukup dengan sekedar penginderaan pertama, informasi yang pertama/awal, serta pengaitan yang pertama antara informasi dengan fakta. Berpikir mendalam merupakan langkah kedua setelah berpikir dangkal. Berpikir mendalam merupakan pemikiran para ulama (intelektual) dan para pemikir, meskipun tidak harus merupakan pemikiran kaum terpelajar. Jadi,



berpikir mendalam adalah mendalam dalam penginderaan, informasi, dan pengaitan.





3). Berpikir cemerlang adalah berpikir mendalam itu sendiri ditambah dengan memikirkan segala sesuatu yang ada di sekitar fakta dan yang berkaitan dengan fakta untuk bisa sampai kepada kesimpulan yang benar. Dengan kata lain berpikir mendalam adalah mendalam dalam berpikir itu sendiri, sedangkan berpikir cemerlang adalah selain mendalam dalam berpikir, juga memikirkan segala sesuatu yang ada di sekitar fakta dan yang berkaitan dengan fakta, untuk sampai kepada tujuan tertentu, yaitu kesimpulan yang benar. Karena itu setiap proses berpikir cemerlang merupakan proses berpikir mendalam. Tetapi tidak mungkin proses berpikir cemerlang berasal dari berpikir dangkal. Dan tidak setiap berpikir mendalam merupakan berpikir cemerlang. Sebagai contoh adalah seorang ahli atom yang meneliti pembelahan atom, ahli kimia yang meneliti susunan segala sesuatu (senyawa), serta seorang fakih yang membahas penggalian hukum dan pembuatan ndang-undang. Mereka dan orang semisalnya, ketika membahas benda-benda dan hal-hal tersebut, mereka membahasnya dengan mendalam.





Andaikata tidak terdapat kedalaman dalam berpikir tentu mereka tidak akan mendapat kesimpulan yang gemilang. Tetapi meski demikian mereka tidak termasuk para pemikir yang cemerlang. Juga pemikiran mereka tidak disebut pemikiran cemerlang. Karena itu, tidaklah mengherankan jika Anda menemukan seorang ilmuwan atom telah menyembah kayu (salib), padahal bila ia berpikir secara cemerlang sedikit saja, dia akan menyimpulkan bahwa kayu tersebut tidak bisa memberikan manfaat atau mudharat, dan bahwa kayu bukan termasuk sesuatu yang layak disembah. Begitu juga bukan hal yang aneh jika Anda




menemukan orang yang ahli undang-undang yang mempercayai adanya orangorang suci dan dia menyerahkan dirinya kepada orang suci tersebut agar bisa mengampuni dosa-dosanya. Hal ini disebabkan kedua macam orang tersebut dan yang semisalnya memang berpikir mendalam tapi tidak cemerlang. Andaikata mereka berpikir secara cemerlang, maka meraka tidak akan menyembah kayu dan tidak akan mempercayai adanya orang-orang yang suci dan meminta ampunan dari mereka. Benar, orang yang berpikir mendalam hanyalah mendalam pada objek yang dia pikirkan, bukan pada yang lainnya. Maka bisa saja seseorang berpikir mendalam ketika memikirkan pembelahan atom atau pembuatan undangundang, tetapi berpikir dangkal dalam hal lainnya. Benar faktanya memang




demikian. 





Tetapi ketika seseorang membiasakan berpikir mendalam, ini akan menjadikannya berpikir mendalam pada hal-hal lain di luar objek yang dia pikirkan, terutama pada perkara-perkara yang berkaitan dengan masalah besar (al-uqdatul kubro) atau cara pandang dalam kehidupan. Tapi tiadanya kecemerlangan dalam berpikir, akan menjadikannya terbiasa berpikir mendalam saja, atau terbiasa berpikir dangkal, dan bahkan akan terbiasa berpikir rendah (at-tafkir as-sakhif, stupid thinking). Karena itu berpikir mendalam saja tidak cukup untuk membangkitkan manusia dan meningkatkan taraf berpikir mereka, melainkan harus ada kecemerlangan dalam berpikir sehingga terwujudlah keluhuran dalam berpikir (kebangkitan).


Comments


EmoticonEmoticon