Ideologi Tidak Akan Pernah Mati! - Cerdas Buatan

Saturday, March 30, 2019

Ideologi Tidak Akan Pernah Mati!


Ideologi Tidak Akan Perah Mati!

Ideologi tak akan pernah mati. Selama dunia ini ada, ideology akan tetep menyala. Tak akan pernah padam. Setidaknya dalam jiwa para pengembannya. Dalam alam pikiran para aktivis dan partai pengusungnya.

Selama para aktivis partai setia dengan ideologinya. Selama ideologi partai mendarah daging dalam pikiran dan jiwa para akitivisnya. Selama itulah partai akan tetap ada. Tetap eksis. Tetap hidup. Tak lantar otomatis mati. Itulah sejatinya gambaran hakiki hakiki Hizbut Tahrir. Pegemban sejati ideology islam sejak lebih dari 50 tahun lalu.

Sejak awal berdiri tahun 1953 dan didaptarkan secara resmi sebagai partai politik islam yordania, legalitas Hizbut Tahrir (HT) dari rezim saat itu tak sampai seumur jagung. Bahkan hanya dalam hitungan hari saja, legalitas itu dicabut oleh rezim tanpa alasan yang jelas. Sejak itu HT resmi menjadi partai ‘ilegal’ di mata rezim. Persis pada tahun pertama sejak partai itu didirikan oleh Al-Allamah Al Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani.

Matikah HT ? Bubarkah parpol ideologisnya islam yang didirikan oleh seorang mujtahid sekaligus mujtahid terkemuka ini ? Tidak sama sekali! Sebab “nyawa” HT, sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh Taqi, adalah ideologisnya. Pemikiran atau gagasan yang diemban partai. Sama sekali bukan selembar legalitas dari rezim secular dan otoriter di manapun HT ada. Karena itulah HT sejak lahir terus tumbuh. Perlahan namunn asti. Menjadi partai ideologis islam makin kuat makin besar. Berkembang di lebih 40 negara. Bukan hanya di Negara  Islam. HT juga merambah negara-negara Eropa. Bahkan menembus jantung Amerika Serikat (AS). Termasuk tentu eksis di Tanah Air.

HT makin solid. Makin disegani. Bahkan makin ditakuti. Bukan hanya oleh para rezim lemah antek asing di negeri-negeri Islam. Bahkan oleh negara-negara Barat. Termasuk AS. Sebuah negara adidaya tanpa tanding saat ini.

Bukti ketakutan Barat dan AS terhadap sepak terjang HT adalah adanya narasi tentang bahaya  khilafah di mana HT-lah pengusung sekaligus pejuang utamanya pda masa depan. Narasi ini dilontarkan terus- menerus secara berulang antara lain oleh mantan PM Inggris Tony Blair atau oleh mantan Presiden AS George Bush Jr. juga oleh para politisi dan pejabat pemerintah Barat. Termasuk para pengamat dan ahli politik Barat, seperti Zeyno Baran.

Begitu kahwatirnya dan takutnya terhadap HT dengan gagasan khilafahnya, Seyno Baran merekomendasikan kepada Pemerintah AS untuk terus memantau seiap geliat dan perkembangan HT diseluruh dunia. Sebab HT, Katanya, adalah petarung sejati di medan perang ideologi, yang bisa membahayakan masa depan Kapitalisme global. Apalagi jika HT sukses mendirikan kembali Khilafah yang menjadi misi utamanya.

Kreana itu keputusan pemerintah tahun 2017 lalu untuk mencabut Badan HUkum Perkumpulan (BHP) HTi bukanlah tnada kematian bagi HTI. Apalagi kematian HT. Demikian pula saat beberapa waktu lalu Mahkamah Agung (MA) Makin menguatkan keputusan Pemerintah tersebut, yang sebelumnya juga telah dikuatkan oleh PTUN. Semua itu tak akan merontokan tubuh HT/HTI dan melemahkan para aktivisnya. Apalagi sampai jiwa dan raganya, Gagasan dan pemikirannya. Inilah yang selalu ada dan tetap menyala dakan setiap dada para aktivisnya.

Teladan terbaik pengemban ideologi Islam tentu Baginda Rasullah saw. Beliau tak pernah meundur selangkah pun dalam mendakwahkan ideologi islam. Padahal ragam tantangan dakwah selalu menghdang beliau. Dari mulai cemoohan, hinaan hingga hujatan. Dari mulai diludahi hingga dilempari batu dan kotoran. Dari mulai dikucilkan hingga diboikot sekian tah. Semua itu tak sedikit pun membuat beliau melepaskan ideology Islam yang beliau emban.

Bahkan saat paman beliau, Abu Thalib, yang amat beliau hormati dan cintai, dengan memelas meminta baliau untuk menghentikan dakwah beliau atas permintaan kaum kafir Qurays, beliau tetap bergeming. Para penulis sejarah menyebutkan bahwa kaum Quraisy pernah berkata kepada paman Rasullah saw., Abu Thalib, “Sungguh kami telah meminta engkau melarang anak pamanmu, tetapi engkau tidak sanggup melarang dia. Demi Allah, Kami bersabar lagi mendengar penghinaanya terhadap nenek tuhan-tuhan kami dan pembodoh-bodohan mimpi-mimpi kami hingga salah satu dari dua pihak ada yang binasa.”

Mendengar itu abu Tahlib segera menemui Rasulullah saw. Dan berkata kepada beliau, “keponakanku, sungguh kaummu telah mendatangi aku, sungguh kaummu telah mendatangi aku, dan mengatkan kepadaku begini dan begitu. Karena itu tetaplah  negkau bersamaku. Jagalah dirimi dan jangan bebani aku dengan persoalan yang tak sanggup  aku pikul .”

Namun, ucapan mereka itu tidak sanggup menggoyahkan Rasulullah saw. Bahkan keberanian beliau malah mendorong beliau mengucapkan kata – kata yang senantiasa akan menjadi pelita bagi para pengemban ideology islam di manapun dan kapanpun. Beliau bersabda, “ Paman, Demi Allah, andai mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, supaya aku meninggalkan perkara(dakwah islam) ini, aku tidak akan pernah meninggalkannya hingga agama ini Allah menangkan atau aku binasa karena membelanya. ” (sirah ibnu Katsir)

Sikap teguh Rasullah saw. Dalam mengemban ideologi islam diikuti dalam kadar yang luar-biasa oleh para Sahabat beliau. Lihatlah Bilal bin Rabbah yang pernah dijemur di atas pasir yang panas. Di bawah terik matahari. Lalu dicambuk berkali-kali. lihatlah  Abdullah bin Mas’ud yang dikeroyok kafir Qurays di tengah pasar. Lihat pula Habbab bin al-Arts yang tubuhnya diseret di atas bara api hingga kulit dan dagingnya matang terpanggang. Demikian pula sejumlah Sahabat yang lain. Mereka memilih tetap sabar dan tetap sabar dan tetap teguh memperjuangkan ideologi islam. Tentu karena mereka paham, bahwa zona nyaman dan nyaman di dunia akibat meninggalkan ideologi islam pasti akan berbuah ancaman dan siksaan di akhirat nanti. Mereka pun amat paham, bahwa zona aman dan nyaman yang hakiki hanya dirasakan saat kedua kaki sudah berada di surga yang diimpikan, bukan di dunia yang penuh kepalsuaan.

Insya Allah, begitu pula sikap para aktivisnya HT dalam mengemban ideology Islam ini. Insya Allah akan tetap demikian selama nyawa di kandung badan.

Karena itu jangan harap pencabutan BHP HTI akan menghancurkan dakwahnya atau akan merontokan moral para aktivisnya. Dakwah Syariah dan Khilafah akan tetap bergelora. Bahkan, Insya Allah, dalam kadar yang jauh lebih massif. Itu berarti, sebagai organisasi/partai, HT akan tetap eksis. Tetap hidup. Insya Allah sampai khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah benar-benar mewujud kembali.

Wa ma tawfiqi illa billah.


Comments


EmoticonEmoticon